Mencari Berkah Ramadhan

4:23 PM

Setiap ramadhan adalah berkah. Sedikit mengingatkan saya pada ramadhan di tahun-tahun sebelumnya, saya tak mau hanya melewati momen ramadhan ini dengan santainya, dua tahun lalu saya bergabung dengan event di kampus namanya "RDK" (Ramadhan di Kampus). Sebuah event yang mengajarkan banyak hal dan semua tentang pelayanan. Hingga keikhlasan juga turut diuji, menunggu seraya mempersiapkan takjil buka puasa dan merelakan jamaah membatalkan puasanya lebih dulu dibanding kami adalah sebuah pembelajaran yg tangguh tentang sabar, ikhlas, dan iman. Sungguh tiada yg lebih indah ketika melihat yang lain turut berbahagia.

Saah satu tujuan iktikaf saya adalah sebuah masjid di pondok pesantren Al-Fithrah Kedinding SBY, kebetulan di malam 27, di malam itu ada majlis yang memang biasa diadakan di malam 27, shalat tasbih 4 rakaat, shalat hajad 4 rakaat, dan witir. yang selesai dilaksanakan hingga pukul 10 malam. sampai kemudian jamaah majlis pulang ke rumah masing-masing. Namun, karena tekad sudah bulat, dan saya belum pernah itikaf sebelum-sebelumnya, saya ingin nyoba, bermalam di masjid tersebut, berbekal al-quran, mukena, dan air minum, serta uang saku, mencoba bertahan hingga shubuh menjelang. wkwk ternyata lumayan juga, banyak pula jamaah yang itikaf disana, walaupun kegiatan itikaf dilakukan sendiri-sendiri. banyak mengaji, dan shalat yang terus menerus 2 rakaat, entah shalat apa itu wkwk, saya mah duduk diam di pojokan sambil bawa kitab suci, kadang kalo cape, nglamun dikit-dikit wkwkwk setelah shubuh, shalat jamaah dan akhirnya pulang.

Beda cerita,
Setahun yang lalu ramadhan kami berada di bandung, momen yang juga tak akan dilewatkan begitu saja. Suka dengan hal-hal baru, dan berjelajah mengunjungi tempat yang baru selalu dicoba dan safari masjid adalah pilihannya. Sama siapa mid? entah wkwkwk namanya juga merantau, apalagi temen-temen pada sibuk sendiri, ya tunggu apa lagi.

Di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan, menjadi pilihan yang pas, entah tak peduli aral melintang dan bahaya yang datang di malam hari, tetap saja, kalau sudah niat, apapun caranya bakal dilakukan. Masjid to the list adalah Masjid Salman ITB, Masjid Raya Bandung, Masjid Pusdai, Masjid Habiburrahman, Masjid Al-Irsyad Parahyangan, sampai Masjid Al-Furqon di kampus UPI.
Yak dan akhirnya saya coba iktikaf di dua tempat, Masjid Salman ITB, dan Masjid Raya Bandung. 

Yang saya rekomendasikan Masjid Salman ITB, wkwk entah disini saya merasakan hawa yang berbeda, feel ramadhan dan malam itikaf bakal di dapat, saya sarankan bawa bekal yang cukup dari air minum, snack biar nggak kemana-mana kalo lapar, datanglah di waktu isya biar bisa tarawih di masjid 11 rakaat, atau kalo hanya ingin ikut shalat qiyamul lail saja datanglah di jam 1, karena pada jam itu sudah langsung dimulai. Kalo mau bermalam dan ingin mendapatkan jatah sahur jangan lupa daftar dlu, karena kalo tidak, tidak dapat jatah dan bakal beli sendiri di luar. namun kalo memang lupa, yaa karena pengurusnya emang baik, jadi ya dikasih aja, cuman kudu beli wkwk. 

Suasana disini berbeda, khusyu, dan lirih, banyak terdengar bacaan quran oleh para mahasiswa mahasiswi. bacaan imamnya juga merdu, dan teratur rapi, tidak ada anak kecil yg mengganggu shalat dan sangat tenang.

Di masjid raya bandung sedikit berbeda, masjid raya menjadi salah satu destinasi wisata  yang dikunjungi banyak wisatawan lokal. Ramai dan banyak orang berlalu lalang, jika menginginkan ke khusyu an, cobalah masuk ke dalam, eksplor bagian dalam masjid, suasana serambi dalam sangat berbeda, lebih tenang dan hangat, ditambah karpet tebal dan udara dingin menjadi malam yang syahdu lagi rindu. Namun tetap, disini masih banyak keramaian, diluar masih dijumpai anak kecil yang banyak berlarian, dan beberapa orang terjejer tertidur pulas. Di tengah malam berbeda bukan hanya qiyamul lail, namun ditambah solat tasbih dan hajad, sangat menarik.

Ditahun ini, Surabaya menjadi tempat ramadhan saya, ditemani lembaran skripsi, ditambah camilan roti, di laboratorium TA adalah tempat favorit saya menghabiskan dengan teman-teman.
waktu itu, selagi tidak ada tanggungan apapun dan sidang alhamdulillah sudah terselesaikan, dimalam 21 saya mencoba sensasi baru yang berbeda, saya mengunjungi tempat jika saya merasa sedih dan sepi, tempat favorit kalo lagi di surabaya wkwk bahkan saya kalo memang lagi sangat suntuk sejauh apapun tempatnya bakal di ladenin juga.

Oke, masjid Al-Akbar menjadi pilihan saya malam ini, "jika puasa dimulai hari senin maka lailatul qadar jatuh pada malam 21" tersentak saya kaget pada tausiah yang disampaikan imam pada malam itu, kok sangat kebetulan, bahkan tidak ada niat untuk bermalam hanya karena lailatul qadar, entah percaya atau tidak, itu menurut imam Ghazali, ulama' besar, namun tetap, nabi aja tidak tau pasti kapan Lailatul qadar itu muncul. Jadi, alangkah lebih baik kalau memang beribadah di setiap malamnya "Lailatul Qadar adalah hadiah, hadiah bagi mereka yang tekun beribadah untuk mendapat ridhanya" lah kalo saya, baru itikaf di malam ini apa itu pantas disebut hadiah, huhuhu 

Memang benar, sangat ramai, kata tetangga shaf, ini malam berbeda dengan biasanya, pengunjung membludak sampai keluar-luar. bahkan kadang lagi-lagi saya merasa kalo saya terlalu hina, kemana aja sudaah? lihat yang lain sibuk dengan al-quran di tangan mereka, jadi malu kalo puasa tapi malamnya hanya disibukkan dengan tidur di kamar :"". Yak, dengung suara mengaji yang merdu bertautan, mondar mandir orang dan beberapa yang bergelimpangan memejamkan mata berharap kelak bisa menunaikan tahajud di malam yang mulia ini. Subhanallah :" tenang disana ada sahur gratis, dan tempat membeli jajan banyak di luar, jadi masalah perut aman.

Balik dari masjid, setelah shalat shubuh, akibat tidak bisa tidur, di waktu malam, alhasil jam 7 saya baru tidur :" istirahatlah sebentar sebelum menunaikan yang lain. 


 qKalo ini suasana di malam 21 di masjid akbar Sby


Yak, pengalaman itikaf selanjutnya adalah di masjid Sunan Giri, namun di malam 17 ramadhan, ada beberapa ulama yang mengatakan pula, di malam itu lailatul qadar, kemungkinan bisa datang. Jadi, memang di setiap malam 17 datanglah ke Masjid Sunan Giri, jam 10.00 akan dimulai Qiyamul Lail berjamaah, 4 rakaat shalat tasbih, 4 rakaat shalat hajad, dan sujud syukur, sama dengan di Masjid Al-Akbar.

Di Malam 27, ada yang berbeda, yang biasanya saya menghabiskan malam di Masjid Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Masjid di Pakuwon city menjadi pilihannya, mengapa? karena ada Muzammil Hazbullah, mahasiswa arsitektur ITB yang terkenal dengan suara merdunya, kenapa milih disitu? saya yakin kalo bacaan imam bagus, akan terbawa, dan akan lebih khusyu' dan memang benar, itu terbukti. Bareng siapa? wkwk entah namanya juga kalo uda niat ya bakal ketemu sendiri masjidnya walaupun seorang diri. eh disana pada akhirnya bertemu teman seperjuangan Dita Maswan Mentri Keuangan BEM ITS, dengan Titi SekMen Vivat Press. yah, tapi karena mereka pulang dulu, akhirnya lanjut sampe malem, eh ketemu lagi sama mba farmasi dari padang yang ikut FIM dan lagi praktek di surabaya, subhanallah :"

Kalau di Pakuwon City sedikit berbeda karena shalat nya adalah qiyamul Lail, shalat Tahajud 8 rakaat ditutup witir 1 rakaat, di jam 02.00.

Yak, demikian cerita 3 tahun ramadhan ku yang berusaha menjadi berkesan :" semoga bisa dipertemukan di ramadhan selanjutnya Amiin

You Might Also Like

0 comments