Travel to Bromo

11:13 PM

So sorry baru sempet ngepost.

Jadi ini perjalanan sebelum travel ke malang, Semester 3 pertengahan mau akhir, tapi bukan liburan akhir.

Kami rombongan ber 16 memutuskan pergi ke probolinggo mengunjungi wisata gunung yang suangat eksotic pake c ya, hehe.

Ceritanya, H-3 hari pengumpulan Tugas Besar, saya nekat mutusin buat pergi bersama anak-anak, haha #lol
Ketika semua anak sempet bingung dengan tugasnya, saya malah refreshing bentar, cari pem-boosting semangat, biar lebih greget lagi buat ngerjainnya, :D

Berangkat malam hari jam 9, kami sempat makan terlebih dahulu sebelum berangkat.
Nyampe sana, kira-kira jam 1 pagi, suhu udaranya dingin, tapi nggak banget, masih dinginan Tangkuban Perahu, hehe kemudian, kami jalan menuju Puncak Gunung, mendaki gunung, melewati lembah, menghadang angin bersepoi pasir *haha alay dah, kan critanya kita jalan, ngga naik mobil, atau ojek, hehe, biar kaya pendaki beneraan

Sumpah, gelap, serem, dan ada suara-suara desiran pasir gitu waktu jalan, hehe. Kita turun dari jalan beraspal, menuju lautan pasir, yang terlihat hanyalah tongkat kayu yang berjejer sebagai penanda jalan, juga satu dua lampu yang berada di puncak bukit, tanda ada orang yang membuka lapak berjualan. Angin pun menambah susah, membawa pasir hingga mata rada perih.

Sok, kita naik menuju bukit, matahari sudah menginjak menampakkan sinarnya. kami pun segera menaiki anak tangga yang jumlahnya ratusan. Sampai dipuncak, matahari mulai membukakan pesonanya, Ku membalikkan badan, Dan subhanallah, hamparan pasir terlihat oleh mata telanjang, layaknya lautan yang berombak dengan warna tak lagi biru namun hitam tak kelam. Di ujung kiri ada gundukan hijau dengan lekukan tekstur yang teratata sungguh indah, Di sebelah kanan, pandangan luas tertuju pada hamparan pegunungan yang terjejer begitu cantiknya, terlihat gunung lain yang juga membentang tinggi ke atas. Semeru dari kejauhan menyapa dengan begitu eloknya. Pasir berterbangan tanda angin mulai gencar mempersilahkan untuk menuruni bukit yang tak lagi bersahabat.

Sempet bingung cari mushollah, kan shubuh tuh disana, yah, pada akhirnya kita ibadah di puncak gunung, waw, bayangin deeh, nggak usah bingung kiblatnya mana, tinggal lihat matahari munculnya dimana, haha

Dan so sweet banget, ketika kita wudhu, kita pake pasir bromo, ketika kita sujud, kita beralaskan pasir bromo, ketika kita makan, ya kalii, lengkap sudah deh, kapan lagi nih bisa menyatu banget sama alam. haha

Kita pun turun dengan seikat bunga Edelweiss yang sempet ditipu sama penjual, sial tuh, tapi tak apa, anggaplah sedekah, haha

jadi ceritanya, kan keren tuh dari Bromo bawa Edelweiss, yaudah saya beli, kirain murah ya, 25 ribu, setelah turun dari puncak, ada yang jualan 20 ribu seikat, udah nahan batin aja nih, eh turun 500 meteran lagi ada yang nawarin 20 ribu tiga malah, rasanya pingin ku injek aja nih bunga, parahnya temenku malah ada yang bilang kalau bunga kaya gitu biasanya bisa cari sendiri, banyak di jalan-jalan, kalau penjual mah, itu dijadiin bisnis, di budi dayakan di kebunnyaa.
oh God, makin geram aja nih, hahaha #versi alay, padahal bapak yang jualan di puncak nih bilangnya, susah mbaak, nyarinya digunung sebelah (sambil nunjuk gunung yang ijo disamping) naik gunung dulu mbak #dengan nada melas.

Tapi gapapalah itung-itung membantu finansial bapaknyaa, haha
oke deeh, ini nih keadaan disana

Bersama anggota UKM WE&T 

Ulul-Irma-Mas Deni-Mbak Arsi-Aku

di puncak gunung

Happy Travelling :))

-------------ooo------------

You Might Also Like

0 comments