Menyingkap Lailatul Qadar, The Night of Miracle

11:39 AM

Malam kemuliaan, malam Seribu bulan, malam Lailatul Qadar. Malam yang agung, malam dimana Al-Quran diturunkan, malam dimana malaikat diciptakan, unsur-unsur penciptaan Nabi Adam dikumpulkan, pepohonan surga ditanamkan, doa-doa dikabulkan, malam pengangkatan Nabi Isa ke langit dan taubat Bani Israil yang diterima.

Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. 
Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. 

--QS. Al-Qadr 1-5--

Menunggu dan terus mencari
Malam yang bertabur berkah
Semua bertasbih memujamu
Dimalam ini
Malam seribu bulan
Malam Lailatul Qadar

Sebegitu agungkah malam lailatu qadar ini? Ya, sangat agung, malam yang bila kau beribadah pada satu waktu ini, sama halnya kau telah beribadah selama 83 tahun 4 bulan, bayangkan bila kau mendapatkan malam ini dua kali, berapa lipat derajat pahala yang sudah kau dapatkan hanya dua hari pada malam yang sama, malam Lailatul qadar, bayangkan lagi, bila ini setiap tahun kau dapatkan, sudah berapa puluh derajatkah yang kau dapatkan? apa bedanya kau dengan sahabat-sahabat nabi yang dulu, yang beribadah sepanjang tahun, apa bedanya kau dengan sahabat-sahabat nabi yang umurnya panjang hingga ratusan tahun. Hendaknya kita bersyukur atas keadilan Allah yang maha besar ini.

Sungguh amat rugi orang yang meninggalkan malam kemuliaan ini, Meskipun Nabi Muhammad SAW sudah mengetahui akan kabar gembira ini, namun Nabi tetap mengamalkannya, beliau tetap sibuk shalat yang panjang, sehingga kaki beliau bengkak. Diantara pribadi muslim yang mengikuti Baginda Rsuluullah adalah Sayyidaina Umar, yang setelah shalat isya beliau mengerjakan shalat sepanjang malam hingga shubuh. Juga Sayyidina Utsman, yang menghabiskan malamnya dengan shalat, setelah berpuasa di siang harinya, beliau tidur sebentar di awal malam, dan dalam satu raka'atnya beliau mengkhatamkan Al-Qur'an, sedangkan Sayyidina Syaddad, seorang sahabat yang biasa yang berbaring tanpa tidur sepanjang malam sampai fajar, Syekh Aswad bin Yazid beribadah sepanjang malam pada bulan Ramadhan hingga shubuh. Syekh Sa'id bin Musayyab yang selama lima puluh tahun yang selalu shalat shubuh dengan wudhu shalat isya', Syekh Shilah bin Asyyam yang biasa menghabiskan seluruh malamnya dengan shalat, dan setiap menjelang shubuh beliau berdoa "Ya Allah, hamba tidak pantas meminta surga kepada-Mu, tetapi hamba hanya memohon kepada-Mu agar diselamatkan dari Jahannam." selanjutnya Syekh Qatadah biasa mengkhatamkan Al-Qu'an setiap tiga malam pada bulan Ramadhan, tetapi pada sepuluh malam terakhir, ia mengkhatamkan Al-Qur'an di setiap malam. Imam Abu Hanifah yang selama 40 tahun, juga biasa melaksanakan shalat shubuh dengan wudhu shalat isya'. Syekh Ibrahim bin Adham bahkan tidak tidur sama sekali pada bulan Ramadhan, dan Imam Syafi'i yang biasa mengkhatamkan Al-Qur'an enam puluh kali selama bulan Ramadhan dalam shalat. Dan masih banyak waliyullah lain yang terus beribadah dan mengamalkan Al-Qur'an, yang bisa kita lakukan adalah terus memperbaiki diri, dan menyibukkan dengan kesibukan beribadah kepada Allah. 

"Dari sayyidina Ubadah bin Shamid Radhiyallahu 'Anhu, "Baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam keluar (dari kamar beliau) untuk memberitahukan kepada kami tentang malam Lailatul Qadar. Tetapi pada waktu itu, ada dua orang muslimin yang sedang bertengkar. Baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 'aku keluar untuk memberitahu kalian tentang malam Lailatul Qadar, tetapi fullan dan fullan bertengkar, maka dicabutlah pengetahuan tentang penentuan malam Lailatul Qadar itu. barangkali hal itu lebih baik bagi kalian. Hendaknya kalian mencari nya pada malam ke-9, ke-7, dan ke-5." (HR Bukhari dari kitab Misykat)


Memang menurut hadits diatas, kita dianjurkan mencari malam Lailatul Qadar di malam ke 5, 7, dan 9. Jika hadits ini dihubungkan dengan:

"Dari Sayyidatina Aisyah Radhiyallahu Anha, Rasulullah bersabda "Carilah malam Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam akhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dari Kitab Misykat)

maka kita akan mengetahui bahwa tiga malam tersebut ada pada malam ke 25, 27, dan 29. Tetapi masih banyak riwayat yang berbeda-beda, hingga mencapai 50 pendapat. Di dalam hadits yang lain, Baginda Rasulullah SAW memberitahukan kepada seorang sahabat bahwa malam Lailatul Qadar itu datang pada malam ke 23. Sayyidina Ibnu Abbas RA berkata " ketika aku sedang tidur, seseorang berkata dalam mimpiku, 'Bangunlah, inilah malam Lailatul Qadar.' aku pun segera bangun menjumpai Rasulullah dan mendapati beliau sedang shalat, itu terjadi pada malam ke 23, menurut riwayat lain, malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke 24. Namun Sayyidina Ubay bin Ka'ab meyakini jika malam tersebut terjadi pada malam ke 27, dimana pendapat ini juga diikuti oleh kebanyakan sahabat dan para tabi'in. dan pendapat yang unggul dari Imam Syafi'i bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke 21, kemudian Imam Ahmad dan Imam Malik  berpendapat bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Namun sebagian besar ulama' berpendapat bahwa kemungkinan besar terjadi pada malam ke 27.

Namun demikian, terlepas dari kapan malam Lailatul Qadar yang tepat, yang jelas, hendaknya terus mencari dan mengamalkannya sepanjang tahun di setiap malam bulan Ramadhan, terutama di sepuluh malam ganjil terakhir bulan Ramadhan.

"Dari sayyidina Ubadah bin Shamid RA, ia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang malam Lailatul Qadar. beliau bersabda "(malam Lailatul Qadar) terdapat pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, yaitu pada malam-malam ganjil yang ke 21, 23, 25, 27 29, atau pada malam terakhir bulan Ramadhan. Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni,. Diantara tanda-tandanya adalah suasana malam itu akan terang, cerah, tenang, sunyi, tidak panas dan tidak dingin, seakan-akan pada malam itu ada bulan yang memancarkan cahaya terang. Pada malam itu hingga shubuh tidak ada satu pun bintang yang dilemparkan kepada setan, termasuk tanda-tandanya adalah matahari yang terbit pagi hari itu, sinarnya tidak terasa menyilaukan, seakan-akan seperti bulan purnama. Saat itu Allah SWT mengharamkan setan-setan muncul bersamanya (hal ini berbeda dengan hari-hari   matahari muncul disertai dengan munculnya setan)." (HR Ahmad Baihaqi, dari Kitab Durrul Mantsur)

Begitulah kiranya, tanda-tanda malam Lailatul Qadar, "Dari Sayyidatina Aisyah RA, ia berkata "Aku bertanya 'Ya Rasulullah, jika ku mengetahui malam itu malam Lailatul Qadar, apakah yang sebaiknya kubaca? Beliau menjawab, "bacalah: '(Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau suka Mengampuni, maka ampunilah aku.)*" (HR Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi, dar kitab Misykat)
tapi selain itu, hendaknya jangan hanya sibuk dengan doa diatas, tapi isilah dengan membaca Al-Quran, shalat, doa, tafakkur, Muraqabah (diam berdzikir), dsb.


"*Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'afwa wa'fu'annii"



-semoga bermanfaat-
-dari kitab Fadhilah Amal-
-Maulana Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi RA"
-hamida-
"kepuasan adalah kegagalan tersendiri menuju kesuksesan"

You Might Also Like

2 comments

  1. Lalu amalan apa yang sekiranya bisa dilakukan jika perempuan sedang 'berhalangan' di 10 malam terakhir itu?
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang nggak bisa dilakukan oleh seseorang berhalangan itu kan shalat, thawaf, membaca dan memegang Al-Quran, I'tikaf, puasa.

      jadi masih banyak fan, sekiranya yang bisa dilakukan perempuan yang sedang berhalangan, shalawatan, dzikiran, baca manaqib, tahlilan, dll. yang penting niatnya bisa mendekat kepada Allah, walaupun ga bisa iktikaf atau ngaji
      semoga bermanfaat :)

      Delete