Karena hidup adalah perjalanan

8:58 AM



Alkisah ceritanya lagi perjalanan naik kereta, dengan misi yang mulia hingga titik tujuan. berharap mendapatkan yang terbaik dari misi itu jika tuhan mengizinkan. Ditengah perjalanan saya bertemu dengan banyak orang, jelas, orang tersebut bukanlah orang yang saya kenal, orang tersebut bahkan orang yang pertama kali jumpa dengan saya, oke, disitu saya membuat percakapan dengan orang tersebut, orang tersebut memang sangat baik, terbukti dari pembicaraan yang mengalir apa adanya, kami terlihat sangat asyik dan menikmati pembicaraan dan bersyukur saya dipertemukan dengan orang tersebut, saya tak ragu bercerita banyak hal sembari mengisi waktu kosong ketika menunggu ketika saya berada di dalam kereta. Saya menikmati itu semua, pembicaraan yang santai, bahasa obrolan yang sederhana, dan kami semuanya tertawa, saya sengaja berlama-lama dengannya, mungkin juga dia menanggapinya dengan hal yang sama, saya nyaman, terlalu lama kami mengobrol, tiba-tiba saya jadi teringat sesuatu, jika pandangan orang tersebut sudah bukan yang biasa,. saya mulai membatasi itu semua. Ya, kami berbeda tujuan, orang tersebut turun lebih dulu dari saya, tak lupa dia mencoba menutup perjumpaan dengan baik dan mencoba menjaga komunikasi dengan meminta nomer handphone saya. baik pada akhirnya orang tersebut menghilang. satu dua jam saya berkutat dengan apa yang saya lakukan di kereta, mencoba berbagai hal, mengotak atik handphone hingga saya jenuh tak bersuara. Tiba-tiba, 'hei, Surabaya?' sapa orang tak dikenal di samping saya, ternyata ada orang baru yang menempati tempat duduk yang semula kosong. 'Yaa' jawab saya, 'mas juga?' saya mencoba menanyakan. Ya, saya memang easy going saya suka berkelana, dan berkenalan :) tapi satu hal saya tidak gampang percaya orang. Saya memang punya banyak teman, saya suka berbincang, membuat link, dan saya suka itu semua, saya tak tahu, entahlah. Anda perlu bantuan? saya siap menolong anda, anda butuh apa? saya siap membantu anda? anda stress? saya juga bisa mengobati stress anda, itu mungkin kelebihan saya, memang. saya yess man, tapi saya tahu apa yang harus saya lakukan. entah dan kenapa tidak hanya satu, tapi banyak, saya bisa baik ke semuanya, dan jangan juga merasa saya melakukan itu hanya kepada anda, anda tahu "saya tak bosan melakukan kebaikan" saya yakin apa yang saya kerjakan sekarang akan dibalas dimasa datang :) 'mbak orang baik ya' orang itu kembali menyela, melihat saya sedang berdiri ketika ada ibu-ibu tua yang sedang membutuhkan kursi. 'ah mas bisa aja' timpal saya kepadanya.

Perjalanan terus berlanjut, hingga saya banyak bertukar pikiran dengannya, hingga saya tau kemanakah alur pemikirannya dan satu lagi saya salut dengannya, dia memang orang hebat, saya merasa saya bukanlah apa-apa, kita memang punya tujuan yang sama di titik terakhir kereta berhenti namun kita fokus dengan apa yang kita kerjakan. kita tak punya banyak waktu untuk mengobrol. seketika saya memandang jarinya yang terampil mengetik tuts keyboard satu persatu dan bagiku itu sangat menarik. 

Papan pertanda Surabaya pun sudah terlihat dari kejauhan, segera saya mengemas barang saya dan bersiap turun dengan gegasnya. 'mas, saya pergi dulu ya' saya mencoba mengakhiri perjumpaan, 'hati-hati ya mbak' hanya itulah jawabannya, oke hanya itu. pikiran pun terdiam, karena apa yang saya pikir sudah terlalu jauh. saya kecewa, seakan-akan apa yang saya pikir dan salutkan dengan mas ini semua pupus sudah. saya mencoba melanjutkan langkah saya dengan barang bawaan yang berat saya terus menuntun tas koper saya sampai terseok-seok, maklum saja, saya hanya manusia kecil dengan beban yang besar. saya masih sibuk dengan urusan saya, saya terus berjalan melewati koridor per koridor gerbong kereta hingga saya merasa saya sudah semakin dekat dengan tempat keluar gerbang. yei, dan pada akhirnya, saya mencoba menurunkan tas saya satu persatu, saya jalan disamping gerbong mengeja pintu keluar dengan cermat. "Mbak!!!" eiits, ada yang teriak, 'sopo i?' batinku wkwk kaya disinetron2 saya coba memalingkan muka, eih, ternyata ada yang mendekat ... "mbak, ini kartu nama saya, jangan lupa mampir" saya mencoba biasa, dan memang saya sudah biasa, "makasih mas"


You Might Also Like

0 comments