Menjadi pemimpin itu pilihan

2:58 AM



Seorang pemimpin yang baik adalah dia yang merangkul seluruh elemen-elemen yang bekerja bersamanya, dia yang mampu mengontrol dan mengoordinir elemen-elemen dengan baik, dia pula yang membuat keputusan dan mengarahkan kemanakah organisasi itu berjalan, dan yang paling penting dialah yang menggerakkan dan mendorong, sosok penggerak yang mampu memberikan contoh dan kontribusi nyata bagi lainnya.

Entah, mungkin karena suatu kondisi yang tidak memadai, bahkan bisa dibilang sebuah titik terpuruknya keadaan atau satu hal sudah tak lagi bisa dikendalikan, ketika semua permasalahan bercampur menjadi satu, ketika sudah berusaha sekuat tenaga dan berada dalam strategi bertahan untuk menyikapi ini semua, menjadi sia-sia bila apresiasi dan kepercayaan yang selama ini diberikan dibiarkan begitu saja.

Entah, menjadi pesimis dan tidak lagi dalam satu suara yang bulat untuk terus mendukung, akibat ulah  atau sikap yang juga sudah tidak karuan lagi, menjadi misteri bahkan sangat heran dan bertanya-tanya mengapa hal yang seharusnya mudah dilaksanakan menjadi hal yang sangat rumit bahkan sangat panjang dan lama dikerjakan.

Entah, mengapa seluruh elemen terkait menjadi pudar perlahan satu demi satu bak bunga yang lepas tercecer dan hilang kemana, meninggalkan sebuah tanggung jawab dan beban amanah dan rasio pikiran yang tidak sampai, katanya lelah tapi masih bisa sibuk dengan urusannya, katanya pergi sebentar tapi pergi sudah tidak terlihat lagi, katanya membuang waktu tapi sadarkah kau sedang bermain apa saat ini. apapun itu, sudah menjadi hal yang sangat biasa untuk sekarang ini, ditambah lagi dengan segala alasan dan relita yang tak sesuai dengan kenyataan.

Cukup klise, diam dan mendengarkan tidak akan mampu merubah apapun, meninggalkan apalagi, hanya akan memperparah suatu keadaan. bak api yang meraung membakar segalanya tidak akan bisa habis jika kau hanya berteriak, tapi air dan sikapmu untuk memadamkan lah yang harus dilakukan.

Pertikaian, sebuah ego yang disimpan dan dendam yang dibayarkan turut merancukan segala persoalan, dua belah pihak yang tak bisa didinginkan dan tak bisa dikendalikan. berkali-kali pertanyaan muncul dikepala, punyakah kalian satu hati kecil yang biasa melakukan kebaikan dan menolak sikap keji itu, adakah rasa empati pada diri kalian tentang dampak dan realita yang terjadi berikutnya. sungguh, satu hal yang memalukan dan sangat tidak mendewasakan pikiran.

Tamparan sekaligus teguran bercampur menjadi satu, melihat kondisi seperti ini, seakan menjadi satu coretan besar tentang kegagalan dalam menjalani kehidupan. bukan apa-apa, tapi tentang realita, tentang hal besar yang diberikan dan tak berpengaruh yang tak mengubah apapun dari kondisi yang ada.

Seketika mata pun beradu, antara tak kuat menahan dan ingin menyudahi, melihat kesekian kali keributan yang terjadi dalam satu forum, bukan hal yang rumit sebenarnya untuk menyelesaikan semua ini, juga bukan hal yang jarang untuk berhadapan dengan semua ini, tapi satu hal yang membuat kami berpikir sekali lagi, kemanakah sosok itu? kemanakah si pendamai itu? satu hal yang membuat saya berani berkata CUKUP kepada semuanya, karena semua ini tidak akan merubah apapun sekali lagi, komentar saja tidak cukup, sudah terjadi sekarang, kemana kalian yang dulu, dukungan kalian juga perlu. tidakkah kalian bertanya pada diri kalian masing-masing, sudahkah kalian berusaha sekuat tenaga kalian, minimal mengingatkan apa yang salah, dari apa yang sudah terjadi, kemanakah kalian selama ini? berkhianat bukan jawabannya, selesaikan karena kalian berani memulainnya.

Entah, dari mana aliran permasalahan ini berasal dan bermuara,
Disudut lain, ada yang berbeda, Oh tidak, sudah telat,sayup-sayup terdengar jawaban dibelahan sana, tentang sebuah alasan dan lagi-lagi tentang keteledoran, berkali-kali ku dengar kalimat yang sama tentang janji perubahan yang tidak jadi dijalankan, tentang janji menyelesaikan dan berkali-kali pula tertunda hingga tak sampai diselesaikan, tentang sebuah ketegasan yang entah jauh pupus dan pergi kemana.

Tak bisa kupungkiri jika memang semua ini bersumber darinya, tak bisa kusalahkan juga, jika hal itu juga lepas dari kesalahannya, jika kau mengingat setahun yang sama sebelum semua ini terjadi, tidakkah kau ingat tentang gerakan memilih untuk satu periode yang mumpuni, untuk satu awal gagasan kedepan, untuk kebaikan dan perubahan yang besar. namun, tatkala semua menjadi rancu, ketika hanya ada dua buah koin pertandingan yang sedang bersaing menuju kemenangan. Tak ingatkah kau dengan satu kesalahan disini, niat baik untuk sekedar merubah tanpa melakukan usaha tidak akan berarti apa-apa. Ya, ini tentang pelajaran. Kelak, coba berpikir tentang apa yang bisa kita lakukan, bukan apa yang kalian bisa lakukan, tentang keyakinan dan kepercayaan pada diri sebelum keyakinan yang lain, tentang ikhlas dan sebuah pilihan besar untuk berkembang, tentang janji suci untuk berkomitmen dan berkata dengan perkataan yang klise, sangat klise, sebuah kalimat yang berkali-kali terucap pada setiap pemimpin tangguh untuk bertekad memperbaiki keadaan dan kehidupan, lebih dari itu, tentang perjuangan meningkatkan kualitas diri yang berdampak besar bagi lingkungan.

"ya, kalau tidak saya siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi"

satu pertanyaan yang masih tersimpan,

"Jadi siapa yang berhak disalahkan?"





regards
to: Hima Sthapati - Color Creation 14/15

You Might Also Like

0 comments