Wanna be great woman from the best woman I ever know

9:54 PM

#latepost

mendengar cerita ulasan seorang wanita tentang kehidupannya sewaktu muda, ketika saat itu, dia berjuang mencari penghidupan, berjuang mencari rupiah demi keberlanjutan sekolah, harus dihadapkan dengan sebuah senyuman yang membawanya kembali mengingat ulang akan kejadian yang tak mungkin dia lupakan.


sembari tangan terampil itu, menyusun lembaran-lembaran adonan kue yang ditata dengan rapi olehnya, perempuan itu kini sudah bisa tertawa dengan bahagianya atas hadiah Tuhan atas apa yang telah dia lakukan. bukan hal mudah, membalikkan sebuah sisi kehidupan. Namun, baginya semua perjuangan yang dia lakukan belum nampak menghasilkan, ketika para calon pengganti kesuksesannya kini harus lalai dengan apa yang diberikan Tuhannya kepadanya. Baginya, satu hal yang membuatnya bahagia, ketika dia telah membesarkannya dan telah sukses mengantarkan kepada jalan yang lurus lagi benar. Mereka yang berbakti pada agama, dan setia menjalankan perintahnya.

Kembali ku melihat air mata itu membasahi kelopak matanya, pandangannya kosong, seakan dia mengingat tentang sesuatu, tentang apa yang telah terjadi pada dia sebelumnya. seakan dia berpikir terhadap masa lalu yang mengantarkannya pada kesuksesan hari ini. Baginya, sukses yang sebenarnya bukanlah sukses lahiriyah dan materialnya, namun lebih pada sukses batin dan suksesnya para calon muda penggantinya.

Kala itu, sambil bercanda tawa dengannya, ku hirup teh yang harum dengan aroma melati ini, ku seduh teh ini, hanya dengan menuang air panas dan mencelupkan teh celup ke dalamnya, perempuan itu pun seketika berceloteh "Ini teh enak, bisa diseduh kapan saja, tapi harus dibuang setelah digunakan. mirip-mirip deh sama cowok jaman sekarang, cari pasangan enak banget, yang akan dibuang ketika  tidak digunakan".

Pernyataannya mengingatkanku pada sesuatu, sesuatu yang akhir-akhir ini terjadi, menurut hasil apa yang sering ditanyakan ke sesama kaum hawa, bahwa memang banyak yang beranggapan bahwa pria lebih arrogant ketimbang wanita, 5 dari 7 wanita yang saya tanya mengaku sudah tak asing dengan tingkah seorang pria ketika mengenal seorang wanita, dan tertarik untuk mengenal lebih jauh lagi.

Menurut buku Gobind, "Happiness Inside" yang pernah saya baca, bahwa memang ada satu hal yang membedakan antara wanita dan seorang pria. Memang pria lebih tahan terhadap mental ataupun ketahanan psikologis bila mendapatkan suatu masalah, namun pria harus masih banyak belajar kepada seorang wanita dalam hal mengendalikan dan menangani sebuah masalah yang ada.


Ya, Tuhan memang adil, keduanya diciptakan saling seimbang, dan karenanya, pernyataan yang berada diatas tidak selalu benar, wanita pun harus banyak mengoreksi diri, wanita tidaklah lebih baik dari seorang pria, pun demikian, pria tidak lebih baik dari seorang wanita. Namun pria berada diatas posisi wanita, karena pria adalah pemimpin, imam seorang wanita. So, harusnya pria lebih mengetahui apapun yang diketahui oleh wanita, karena lagi-lagi pria adalah pemimpin, pemimpin harus mengetahui terlebih dahulu semua hal tentang apa yang dia pimpin. :) well done



"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.  (An-Nisa': 34)"

Lagi-lagi ku ingatkan pada satu surat Al-Qur'an mengenai keutamaan seorang wanita yang terus memperbaiki kualitas dirinya, demi mengharapkan pria yang diharapkannya.

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (An Nur:26)"

Teh yang tadinya hangat pun sudah menjadi dingin, sesekali ku hirup pelan-pelan sambil memulai perbincangan selanjutnya, kali ini mengenai sebuah misi yang dijalankannya dalam meraih kesuksesannya, memang kesuksesan yang diraihnya bukan karena dia pandai dan banyak finansialnya, namun kecukupan dan kesederhanaan yang mengantarkannya. Ya, dari apa yang saya temukan dan saya ikuti, dia cukup, bukan lebih, juga bukan kurang, menggunakan semua keperluan yang ada untuk bertahan hidup, tidak berfoya-foya, menahan keinginan yang pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas, serta selalu menyalurkan rejeki kepada yang membutuhkan. Ya, inilah kuncinya, berbagi. Berbagi kepada yang membutuhkan; kerabat, sanak famili, anak yatim, fakir miskin, dan masih banyak lagi :)

"Hidup itu bukan untuk cari kesuksesan, tapi mencari kebahagiaan" sontak mataku tercengang dengan statement yang diberikan, tapi tak langsung saya bantah perkataan itu, saya amati satu persatu kata, dan kembali ku menemukan kebenaran. Percuma saja jika sukses tapi tak bahagia, percuma saja jika punya jabatan tapi tertekan, percuma saja jika kaya tapi susah, PERCUMA, hal yang ditekankan disini adalah sarana mencapai suatu kebahagiaan, apa yang bisa membuat kau bahagia, dengan membuat yang lain bahagia? dengan bermanfaat kepada yang lain? atau dengan terus mengabdi dan berjanji kepada negeri? atau dengan terus menyembah dan beribadah kepadaNya yang membuat dirimu nyaman, bahagia, dan itu membuat kamu kembali :)


Apapun itu, itulah kamu, itu jalan yang kamu pilih, saatnya kau menentukan langkahmu
Be yourself :)
-hamida-

You Might Also Like

1 comments